blog

blog
Click above to see my blog ....^^^^^^

Friday, August 31, 2012

membaca - berpikir - menulis

pernahkah kita merasa bahwa ketiga hal tersebut memiliki korelasi yang kuat? entahlah, saya sendiri merasakan hal itu. Mungkin sebenarnya bukan hanya membaca, tapi dari semua hal. Ya.. kita semua tahu kalau ilmu itu bisa kita dapatkan dari mana saja, membaca, mengalami kejadian (pengalaman) atau apapun.. dan itu semua membuat kita berpikir, lebih mendalam kita pikirkan semua input yang masuk kedalam diri kita,, semakin banyak ilmu yang kita miliki. Hal itulah yang perlu kita share ke orang lain, orang dilingkungan terdekat. saya sendiri merupakan salah satu orang tersebut, sesegera mungkin share semua hal yang saya dapatkan ke orang-orang terdekat saya,, termasuk apa-apa yang saya alami. Entahlah.. mungkin beberapa orang mulai bosan dengan rutinitas, cerita atau bentuk apapun yang saya tunjukan kepada mereka ttg apa-apa yang saya alami, ya. saya sendiri sadar bahwa terkadang apa-apa yang saya sampaikan tidak semuanya penting untuk mereka, atau mungkin bukan suatu hal yang perlu untuk disampaikan. ya.. saya masih memiliki kelemahan dalam hal itu, maksud hati ingin share tapi tak sadar membuat org bosan atau jenuh.

Sunday, August 26, 2012

Shared un-planned time with u

Having a great time with u..
Having lunch at domino's pizza..

Yumm ƪ(˘ڡ˘)ʃ
--
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Info: Blackberry Protect App. - Solusi sebelum BB dicuri/hilang

Pasti sering kan kelupaan naro bb kita dimana?atau ngerasa ktinggalan?atau parahnya hilang/dicuri org?na'udzubillah.

Kita juga ngga mau kan Data di Blackberry kita hilang semua dan ngga ke back-up sama sekali?

Sebelum kejadian,BB ternyata udah punya solusi itu semua. Blackberry Protect aplikasi resmi dari BB yg bisa nge-remote BB kita dari jauh dimanapun BB kita berada. Dgn register dan daftar menggunakan Blackberry ID kita sendiri melalui BB Protect web,kita bs lakuin hal" yg diperlukan :)

Berikut hal-hal yg bs dilakukan dgn BB kamu melalui Blackberry Protect:

A. Map Your Location: Mengetahui Lokasi BB kamu melalui peta di waktu real time. Ini berfungsi utk kamu yg BBnya hilang krn dicuri/ketinggalan.Kita bisa cari tau lokasi BB kita berada

B.Play Sound: Membuat BB kamu mengeluarkan suara dengan keras,walaupun BB kamu dlm keadaan silent.

C.Display Message: Membuat pesan dan memunculkannya pada Home Screen BB kamu agar dapat terlihat walaupun BB kamu dlm keadaan Locked/terkunci

D. Lock Device: Mengunci dan set password utk BB kamu

E.Wipe Device: Menghapus semua data kamu scr permanen. Poin C dan D Ini berguna saat BB kamu terlanjur berada ditangan org yg tdk bertanggung jawab agar tdk disalah gunakan.

Masih banyak hal lain yg dpt dilakukan dgn BB Protect ini, seperti back-up dan restore data melalui server bb. Ini memudahkan saat kamu berganti blackberry krn rusak/dicuri.

Demikian info malam ttg BB Protect, info lebih lanjut bisa langsung klik http://protect.blackberry.com

Semoga info ini berguna yaah..

*cheers

--
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Friday, August 24, 2012

Story: Ema #4

Siang itu seperti biasa, Ema sedang melamun tertidur di kasurnya. Matanya terpaku ke layar kaca dihadapannya. Kamar Ema cukup luas, dgn wallpapaper berwarna krem dipadu dengan tirai jendela berwarna kuning kecoklatanan, suasana kamar di Rumah Sakit itu tampak tenang. Setenang situasinya yang memang hening. Persis disamping tempat tidur Ema, ada sebuah sofa yang sejak 4 malam Ema berada disana, baru satu malam dijadikan tempat tidur untuk menginap sang Bapak. Disamping sofa tampak pintu kamar mandi yg terletak berdekatan dengan pintu keluar.
Tiba-tiba saat Ema sedang asik menonton televisi, ada seorang pria masuk kekamarnya. Pria asing, berusia sekitar 20-an mungkin. Berbadan tinggi, besar, ia mengenakan celana jeans biru dan kaos berkerah berwarna kuning muda, wajahnya tampak asing bagi Ema, berkulit gelap namun beraut ramah. Ema tak bisa menyembunyikan kebingungannya, ia mengerenyitkan dahi, namun ia juga tak ingin kasar lantas mengusir org tak dikenal tersebut, ia khawatir pria itu salah satu kenalan kedua org tuanya. Ya, sama seperti hari-hari sebelumnya, beberapa Ibu pengajian tetangga datang berkunjung, ada beberapa wajahnya yg tampak tak asing. Mungkin ini sama halnya, pikirnya kala itu.
'Ema ya?' Sapa pria asing itu
'Iya..masuk' Ujar Ema sopan
Kebingungan tampak diwajah Ema, sepertinya Pria itu sadar, ia langsung memberikan tangannya seraya berjabat tangan dgn Ema. Tangan itupun disambutnya. Sambil tersenyuman Ema masih tampak bingung.
'Lupa ya sm gue..?!' Tiba-tiba pria itu bertanya sambil tersenyum ramah. Gayanya terlihat tak canggung, seolah pria ini memang sudah mengenal Ema sebelumnya. Ia ramah, sambil membawakan 2 coklat toblerone dan mulai mengajaknya berbincang.
'Eh.. Siapa ya..?!' Ujar ema kikuk
'Gw Kiki..masa lupa?!' Jawabnya sambil tertawa
'Kiki?! Kiki mana? Gw ga pny temen namanya kiki..yg ada tmn sekelas..' Jawab ema sambil tertawa merasa dibohongi sambil menyelidik
'Iih masa lupa.. Gue kikii.. Kikii temen TK loo..hahaha' sambil tertawa ia masih berusaha meyakinkan. Ia juga berusaha mengalihkan pembicaraan sambil menanyakan sakit apa yang diderita Ema, sudah berapa lama ia dirawat. Bahkan tak diam, pria yg mengaku namanya kiki tersebut, sudah heboh melihat keluar jendela dan mencoba fungsi-fungsi tombol oksigen dan saklar lampu yang berada persis dikepala Ema.
Sambil setengah bingung, Ema tenang saja menanggapi pria itu, meladeni ocehannya. Dan Ema pun kembali penasaran. Ia sempat berpikir apa pria ini salah satu kakak sepupunya yg ia lupa wajahnya atau kerabat lain yg ia tak ingat.
'Siapa sih namanya..? Serius.. Siapa..'Paksa Ema
'Ngga percaya banget sih, kiki.. Temen TK lo duluu..' Canda nya sambil tertawa dan berusaha meyakinkan
'Bohong bangeet.. Gw gak pny temen TK namanya kiki, yg ada org Jepang..beda bangeet..' Jawabnya sambil tertawa juga
'Oo gitu yaa.. Adaa..lo aja lupaa.. Masa ngga inget siihh..' Paksanya..sambil tertawa
'mana mungkin temen TK, org umurnya bedaa gituu..'
'Loh emang umur lo berapa?' Tanyanya
'Tuu kan ngibuul..kalo seumur kan mestinya tauuu' jawab ema sambil tertawa..
'Ngaku gaa..panggil suster nii..' Ancam ema sambil bersiap menekan tombil caller
'Ee jangaann..beneraann..bener kikii.. Ngga percaya dia sih..jangan dong tega amat panggil suster' sambil mengalihkan pembicaraan kearah lain. Tiba-tiba telepon berdering
'Bentar ya' ujar Ema ke pria itu.
'Halo..iya.. Ema..'
'Ma..lo lg apa?gw udh keluar ni,mama nanya nnt kl ksana mau dibawain apa?' ternyata kak mili yg telepon, ia br saja tiba dirumah krn baru keluar dari Rumah Sakit
'Oo..udh sembuh.. Bawain apa ya..?! Ga ada lah.. Kesini aja nanti'
'Ga harus sekarang kan? Mama masih cape'
'Iya ntar aja jg gpp'
'Ya udah.. Ma.. Frans tmn gue ada di Mitra, di jenguk lo gak yah? Dy ktnya abis berobat, td si sempet nanya nomor kamar lo'
'Oaaalaaaaahhhh... Ini yg dtg temen lo toh kaaakk.. Si frans..ni ada disini dari tadii..ngaku" Kiki temen TK gw,, masa temen TK gw badannya udh gede gitu..' Jawab Ema dgn diikuti tawa. Sontak Pria yg mengaku Kiki tersebut tersadar bahwa identitasnya diketahui, ia tertawa sambil mengelak..
'Bukaan..gue kiki.. Frans siapa tuh..' Elaknya sambil tertawa. Ternyata suaranya masuk dan terdengar oleh Kak Mili.
'Iya ma..itu frans..hahaha..dia ada disana itu?dr td?' Jawab kak mili melalui telepon
'Iya kaak..dari tadi..ngaku" namanya Kiki, lah bingung gw..hahaha Ni mau ngomong?' Tanya Ema ke kak mili
'Boleh deh..sini' jawab kak mili diujung sana
'Niih fraans.. Alias kikii.. Kak Mili mau ngomoong' ledek Ema. Frans alias Kiki gadungan sudah tertawa mengetahui identitas nya sudah terbongkar
'Hahaha.. Ngga ah..males.. Gak mau ah.. Ngga mau ngobrol sama kakaknya..hahaha' tolaknya sambil tertawa-tawa
'Ngga mau tuuh kaaakk' ujar Ema melalui telepon
'Oo ya udh.. Salam aja kl gitu ya buat frans..tar sore mama kesitu,tungguin yaa.. 'Jawab kak mili melalui telepon.
'Okey..' Tutup Ema
Selepas Ema menutup telepon, tampak frans masih tertawa-tawa disampingnya.
'Emang dari mana tadi Frans? Kok disini?' Sahut Ema
'Gw brobat juga tadi dibawah..eh iseng teleponan sama Mili.. Katanya adeknya sakit..jadi skalian mampir..'
'Oo brobat apa emang?'
'Niih..abis betulin motor,eeh kena obeng, sobek' ujar Frans sambil menunjukkan jempol kirinya yg tertutup perban
'Mau liat?' Sambungnya
'Mana..?' Jawab Ema
'Nih..' Tunju Frans. Tampak tangannya berwarna kecoklatan,mirip warna betadine mungkin itu Obat dari dokternya. Pikir Ema saat itu.
Sebenarnya ini pertemuan yg cukup unik. Frans dan Kak Mili adalah teman lama, sudah sejak Kak Mili duduk di tingkat SMP mereka berkenalan melalui telepon, dan mereka belum bertemu sama sekali. Dan lucunya, yang pertama kali berjumpa adalah Ema, bukan Kak Mili.
Tak lama berbincang, Frans alias Kiki gadungan itu pun pamit pulang karena sudah cukup lama berbincang dan menemani Ema menonton televisi. Tak terasa hari sudah sore.
'Gw pamit pulang yah..'
'Yah kok pulang? Ntar aja..kak mili kali aja ksini,biar ktemu skalian'
'Ah ngga usah.. Nanti aja kapan"..bosen ngobrol sama dia..hahaha' jawabnya asal
'Dasar.. Ya udah..makasih yaa coklatnyaa..ati" cepet sembuh jg tangannya' jawab Ema
'Iya..lo jg..sama" ya.. Dimakan tu coklatnya ya.. Salam buat Mili ya..daah' ujarnya sambil berpamitan menuju pintu keluar
'Iya.. Daah' tutup Ema sambil melambaikan tangannya yg bebas dr tusukan infus.
Selepas Frans pergi, suasana kamar kembali hening.. Ema kembali sendiri, tapi hari itu ia cukup terhibur dgn kehadiran si Kiki gadungan itu..
Sambil menonton Televisi, Ema mencoba tidur samb I'll membuang waktu menunggu tibanya sang mama dirumah sakit

---------
To be continued
--
Powered by Telkomsel BlackBerry®











Story: Ema #3

Malam itu Ema tertegun, melihat punggung tangannya yang tertusuk jarum infus. Terlihat sedikit bekas darah diujung selangnya, akibat seringnya posisi tidur Ema yg tak beraturan,membuat darahnya naik keselang infus. Pertama kali ia memang panik, tapi tampaknya kelamaan ia mulai terbiasa mengembalikannya lagi.
Iseng tak ada yang dilakukan selain menonton stasiun TV nasional, Ema mulai menekan" selang infusnya beberapa kali, kemudian ia lepas, sama seperti yang ia lakukan untuk menurunkan darahnya saat naik keselang infus. Berkali-kali ia lakukan itu hingga kembali ia tertegun dalam angan pikirannya.
'Hoii..ma.. Temen" lu mana ma? Ngga ada yg nelepon?'
'Ya iya laah.. Kan ngga ada yg punya ni nomor rumah sakit'
'Kan udah dikasih tau.. Ii kasian amaat.. Sendiraann.. Mama jg ga ada yee..'
'Yee sirik aja.. Mama nemenin kak Mili tuh..dia kan ga bisa ditinggal.. Kl gw kan berani.. Lagian ngapain si..iseng amat ganggu" orang!!'
'Siapa yang ganggu sii..orang nemenin..ya udah sii kalo ga mau ditemenin.. Ati" luu.. Ngga tau kaan dikamar ini pernah ada yg mati ato ngga.. Hihihi..'
'Reseeek loooo... Sana pergiiii..'
Muka ema tampak mengencang, ia sempat memikirkannya saat siang, tapi ia tak pernah terpikir akan teringat lagi dimalam harinya. Dengan segera ia angkat gagang telepon di tempat tidurnya. Ya telepon itu tak memiliki nomor, dan otomatis akan tersambung ke operator.
'Malam ada yang bisa dibantu' sapa suster wanita diujung telepon
'Tolong sambungkan mba.. Ke 47867542' ujarnya
'Baik..mohon ditunggu..'
Nada sambungpun beberapa detik berlalu, hingga terdengar seorang wanita setengah baya mengangkat teleponnya disana
'Halo assalammualaikum..'
'Wa'alaikumsalam bu.. Revan nya ada?'
'Dari mana ya?' Sapa ibu itu dgn lembut
'Dari Ema bu..'
'Sebentar ya... Vaaannn..vaaann telepooonnnn' terdengar sang Ibu memanggil Revan dikejauhan. Tak lama
'Halo..'
'Van..Ema ni..'
'Eh ma..pakabar lo?gw denger lo masuk RS? Sakit apa lo?bisa sakit juga..hahahaa'
'Iya..tau nii.. Padahal sehari sebelum dirawat gw masih rapat, rame" sampe sore..besoknya gw ambruk.. Aneh.. DBD gw..'
lumayan lama pembicaraan berlanjut, Revan kakak kelas Ema dimasa orientasinya dulu. Mereka memang doyan berbincang di telepon, bisa habis berjam-jam hanya untuk menelepon. Banyak hal yg dibicarakan, dari tivi, sekolah, radio, teman, agama, musik, film sampai hal tak penting lainnya. Lumayan, mengisi kekosongan pikir Ema kala itu.
'Ya udh ya van, udh kelamaan nih teleponnya,,tar bengkak tagihannya cm buat nelepon doang.. Lo jenguk lah kesini, bete ni sendirian.. Ajak anak-anak yah'
'Iya..mau aja sih, tp gw ga tau ma kesitu naek apa'
'Iya sih ya..susah juga..ya udh deh titip salam aja buat anak2..assalamualaikum'
'Wa'alaikumsalam'
Selesai menelepon, ema kembali termenung,, apalagi yang harus ia lakukan. Buku ghosebumps pinjaman dari temannya, sudah habis dibaca, dan lagi" ia bergumam sendiri
'Lagi apa ya.. Orang" disana..? Gw sendiri disini.. Kalo gw gak ada, mereka kangen ngga yah? Mereka inget gw nggak yah..?'
'Yaah.. Ma.. Ngapain dipikirin si.. Kyk gt aja ga penting amat'
'Yaa ngga tau sii..tiba" aja mikir gitu.. Kadang kalo gw sakit,,gw lg ga ada.. Kyk gini..berhari-hari gak dateng.. Gak muncul,,mereka mikir apa ya..? Apa inget gue.. Apa kangen.. Apa sadar kalo gw ga ada.. Apa jangan" seneng saat gw ilang dr hidup mereka ya?'
'Yaaa..gak gitu jg laah.. Org kan punya urusannya masing"..emang cuman elu yg dipikirin, emang elu siapa ma? Kalo inget mah ya pasti.. Eh si ema ngga ada.. Kemana ya? Eh si ema blm masuk, sakit apa ya? Yaa paling sebates itu..kalo yg lebih dr itu ya ngga tau..paling tuu yg butuh tuu..temen"yg projek acaranya lg lo kerjain tuu..trus elunya masuk rumah sakit..naahh kangen tuu pastii supaya lo cepet sembuuh..kan lo megang duit'
'Sialaann.. Iya kali yaa.. Cuma sebates itu kali yaa'
'Hahaha..ya ngga lah..pesimis amat..lagi sibuk aja kalii..makanya ga smpt mampirin..buktinya si putri sama fani tuh..mampir kan?!pdhl temen SD'
'Iya siih.. Mngkn pd repot kali yaa..'
'Ya iyaa laaahh..lo jg hrs istirahat..lo kan disini sakit, bukan liburan..'
'Iya siih..tapi udh 2 hari disini,badan udh baikan kook..knapa ga disuruh pulang ya,,?
'Kalo itu gak tau jugaa yaaa..'
'Kontrool..' Sapa suster jaga wanita yg tiba-tiba masuk keruangan. Lamunan Ema pun buyar.
'Eh iya suster.. Kontrol lagi? Ambil darah lagi sus?
'Iya dong.. Sendirian aja ni ngga ada yg nemenin?' Sapa sang suster ramah
'Iya nih..mama masih nungguin kakak,lg dirawat juga..tipes tapi.. Kakak ngga berani kalo ambil darah sendiri jd hrs ditemenin mamah' jawab ema polos sambil tertawa memamerkan giginya
'Ooh gituu' tawa sang suster
'Kamu jd sendirian deh..tapi berani kan ambil darah sendiri' lanjutnya sambil mengeluarkan tabung darah dari kantongnya
'Yaaahh abis mau gimana lagi sus.. Hehehe..'
'Sebentar yaah.. ' Tahan sang suster sambil mencari nadi yg harus ditusuk jarum olehnya..
Tampak jarum itu masuk ke balik siku ema, dan darah segar mulai masuk kedalam tabung itu dan..
'Yak..selesai..' Ujar suster, sambil meletakkan kapas beralkohol dan segera melipat tangan ema untuk menghentikan pendarahannya.
'Udah sus? Sy kapan pulang? Udh mau hr ke 3 sus,mau kesekolah.. Kan udh sembuh..' Tanya ema polos..
'Nanti yah..iya nii..kamu makannya bagus,udh stabil, tp dicek dulu yah..makanya makan yg banyak yaa biar cepet pulang. Sama dokternya belum boleh.. Ya sudah, istirahat ya..kalo ada apa" panggil ya'
'Iya suster' jawabnya pasrah. Tampak sang suster memeriksa kondisi infus dan memutar takaran tetesannya. Tak lama, ia pun berlalu. Dan Ema kembali menatap layar televisi dihadapannya, tak lama ia pun terlelap dalam kesendiriannya dengan layar televisi yang menyala non stop dan menanti Ema bangun kembali dari tidurnya.
------
To be continued


--
Powered by Telkomsel BlackBerry®
















Thursday, August 23, 2012

Story: Ema #2

Perlahan Ema membuka matanya, tampak sang mama sedang berada dihadapannya..
'Kamu kenapa? Badan kamu panas..tadi mama tlp kerumah ngga ada yg angkat,mama pikir km knapa..'
'Iy ma..td dianter bapak ksini'
Tampak sang mama panik, ia segera memanggil suster dari caller sang kakak yg jg ikut bingung melihat adiknya terkapar di sofa. Tak lama, suster pun tiba.
'Sus, ini anak saya panas, boleh minta obat turun panas dulu ngga yah..sambil nanti sy periksa kebawah'
'Baik,sebentar bu' jawab sang suster sambil bergegas keluar utk mengambil obat yg diminta.
Selang beberapa menit, suster pun kembali, ia menyerahkan obat tsb ke sang mama. Dgn cepat mama pun memberikan obat itu kepada Ema
'Cepet minum,abis itu tidur, nanti kalo udh mendingan kita langsung periksa lab kebawah..jangan" kamu tipes jg sama kyk kakak kamu'
'Iya..' Sahut ema lemah dan langsung kembali memejamkan matanya.
-------
4 jam kemudian
Tampak Ema terbangun dan mulai merasa risih dgn keringat diseluruh pakaian yang ia kenakan. Sang mama tak tampak disana, sang kakak pun terlihat tertidur. Tak ingin mengganggu, Ema pun melepas sweater yg ia kenakan, ia mengganti pakaiannya dgn pakaian ganti sang kakak di lemari
'Yaah seadanya lah.. ' Pikirnya
'Eeehh udah banguun..' Kejut sang mama dari luar sambil buka pintu
'Iya ma..mendingan..'
'Ya udh yuk periksa kebawah'
'Sekarang?'
'Iya..mama udh daftarin'
'Ngapain sii.. Org ema gapapa juga.. Org udh ga panas lagi'
'Mau diurus mama nggak?!' Ujar sang mama kesal
'Mau' nyali ema ciut
'Ya udah..' Seraya mengajak ema turun kebawah utk ikut tes laboratorium.. Ya.. Ema diminta untuk cek darah.. Sang mama sepertinya khawatir ia terkena tipes seperti sang kakak.
'Nanti kalo km kenapa2,biar cepet diurus, langsung masuk RS ini aja, biar ngga ribet ngurusnya..'
'Haahh..nggaa.. Ema gapapa kok,,ngapain masuk rumah sakit..'Pekiknya.. Ia memang belum pernah masuk rumah sakit sebelumnya..
'Ya kan kalo..udah diem dulu kamuu, tunggu aja hasilnya'
Cukup lama mereka menunggu, saat kembali kekamar, tubuh Ema pun kembali lemah. Ia harus bergandengan dgn sang mama. Untung saja tubuhnya yg kecil masih bisa ditopang dengan baik oleh mamanya. Setibanya dikamar, Ema kembali terkapar disofanya.
Setengah jam kemudian,suster datang membawa hasil laboratorium. Ema positif terkena Demam Berdarah, trombositnya sangat rendah, turun hingga seperempat batas normal. Ia harus segera dapat perawatan. Mencoba utk meminta kamar di RS yang sama ternyata penuh, membuat Ema harus dijemput oleh Bapak dan dibawa pulang kembali. Akhirnya ia mendapatkan kamar di RS kawasan Kampung Melayu Jakarta Timur. Hanya kamar VIP yg tertinggal. Tak ada teman, seorang diri.
Malam itu juga, Ema langsung dirawat di RS itu, kakaknya yg masih dirawat di RS lain, membuat Ema harus berada disana seorang diri. Benar-benar tak ada seorangpun yang menemani dirinya. Sesekali sang mama dan Bapak mengunjunginya, namun hanya sebentar krn harus kembali menunggu sang kakak yang saay itu kondisinya tak memungkinkan utk ditinggal pergi.
Ya.. Itulah hari-hari dimana Ema berada dalam kesendiriannya.. Ditemani televisi, suster jaga yang terkadang datang mengambil darah utk kontrol. Sesekali ada yang menjenguk, tapi memang tak lama, dan siang. Tiap malam, Ema sendiri.. Dan saat itulah ia mulai berpikir dan berbicara dengan otaknya sendiri. Bukan mungkin lebih tepatnya kepribadian ganda nya muncul..
Ema tampak melamun, ia mulai menikmati kesendiriannya.. Karena sesungguhnya ia tak benar-benar sendiri.. Pikirannya mulai bermain dan berbicara dengan angannya..
-------
To be continued
--
Powered by Telkomsel BlackBerry®













Story: Ema #1

Kala itu.. Ema sedang tertidur..ia melepaskan segala kepenatan yg ada di kepalanya.. Ia mencoba menerawang keatas.. Apa yg harus ia cari.. Apa yg harus ia raih..
Ia khawatir.. Ia gundah.. Ia merasa sendiri..
Seperti sendirinya ia saat itu.. Ya.. Ia memang sendiri.. Berbaring tanpa seorangpun yang menemani selama 3 hari lebih ia berada di Rumah Sakit.. Ema.. ia seorang gadis kecil.. Usianya masih belasan.. Ia masih duduk dikelas 2 SMP.. Entah darimana ia dapatkan virus DBD yg sempat mengancam jiwanya.. Trombositnya turun drastis dibawah angka normal.. Beruntung saat itu ia langsung ditangani pihak rumah sakit.
'Ma.. Kamu ngga sekolah? Udah siang ini..'
'Nggak ah pak.. Badan ema kyknya ngga enak..'
'Kamu sakit?' Tangan sang Bapak pun meraih dahi sang anak, tersadar anaknya dlm kondisi tdk baik, ia pun berkata
'Ya udh..kamu bpk anter ke mamah aja yah..'
Kebetulan sang Ibu sedanhg berada di Rumah Sakit untuk menemani Kakak Ema yg kala itu juga sudah lebih dahulu dirawat karena Tipes dan DBD.
Pagi itu sang Bapak pun mengantar Adik Ema kesekolahnya dikawasan Salemba, kemudian mobil pun beralih ke Rumah Sakit dikawasan Pulomas. Ada keraguan sang Bapak membiarkan Ema jalan sendiri menuju kamar rawat sang Kakak,namun sepertinya Ema bersikeras utk tak diantar apalagi melihat waktu yg semakin siang, ya.. Ema memang tak pernah mau membuat repot orang lain,bahkan saat itu ia tak ingin membuat Bapaknya repot memarkir mobil dan mengantarnya keatas.. Toh pikirnya,, masih ada lift.. Dan toh dirinya juga masih sehat bugar..
'Kamu bisa naek sendiri?'
'Bisa pak..'
'Bener gapapa..'
'Gapapa.. Ema bisa sendiri kok..kan dr kmaren juga sendiri'
'Badan kamu ngga lemes?'
'Ngga..'
Pintu mobil pun dibuka, Ema pagi itu mengenakan celana jeans favoritnya, dipadu dengan sweater putih Mickey Mouse favorit pemberian Bapaknya saat pulang dari Disneyland beberapa tahun lalu. Selepas Ema menutup pintu mobil, tampak keraguan sang Bapak utk meninggalkan Ema sendiri, namun Ema meyakinkannya dgn melambaikan tangan sebagai tanda bhw ia baik-baik saja, dan benar mobil pun melaju pergi.
Ternyata Ema baru menyadari, bahwa dirinya tidak baik-baik saja saat ia mulai beranjak dari tempatnya. Tubuhnya terasa lemas, matanya mulai kunang-kunang. Ia sendiri tidak tahu apa yang terjadi padanya,bukankah ia hanya demam biasa saja?
Secepat mungkin ia menaiki tangga lobi dan menuju lift terdekat. Tak lagi ia sapa dgn senyum para resepsionis dan petugas keamanan seperti yg biasa ia lakukan saat menjenguk kakaknya di RS ini, ya.. Ia hanya berupaya secepat mungkin menuju kamar sang kakak. Didepan lift terlihat peluh keringat mulai membasahi dahi dan pelipis Ema, ia mulai keringat dingin, pandangan mulai kabur dan beruntung lift terbuka disaat yg tepat. Bersama dengan 2 orang lainnya, Ema masuk kedalam lift dan menekan tombol angka 5 untuk menuju lantai dirawatnya sang kakak. Fokus Ema hanya berjumpa sang mama dan segera memberitahu keadaann tubuhnya yang sangat lemah. Didalam lift, ia bersandar sambil menunggu kotak besi itu beranjak naik, dan..
'Tiing..' Seketika lift membuka.
Ema segera berjalan sekuat tenaga menuju kamar 513. Pintu pemisah menuju kamar rawatpun tak lagi ia raih, badannya sudah benar-benar ambruk. Ema hanya menabrak pintu pemisah dggn tubuhnya hingga terbuka,sambil matanya mencari angka 513
'511.. 513.. Yak ini dia,,' pikirnya
Dengan langkah gontai ia memastikan bhw ibunya yg benar berada didalam. Saat melihat sang mama, Ema pun masuk dan menuju sofa tempat tidur disamping ranjang sang kakak.. Dan
'Bruk..' Ema menjatuhkan tubuhnya ke sofa tersebut, tubuhnya sudah tak punya daya lagi...
--------
To be continued
--
Powered by Telkomsel BlackBerry®













Wednesday, August 8, 2012

Rendang KOKOCI - Solusi Makanan Praktis :D


Rendang KOKOCI,,

Bulan puasa gini harus sahur,, belum tentu semua suka masak,, kadang bukan cuma ngga suka,, bisa aja ngga,, ehehehe,, tenaang,, sekarang banyak kok lauk" siap saji yang bisa langsung santap,, tinggal jalan kedepan dan beli di warteg,, atau beli dulu lauk malem"..masukin kulkas,, dan sahur tingga dipanasin,,

tapi gimanaa kalo tempat kita tinggal jauh dari peradaban,, alias sepii kayak kuburan,, jangankan jajanan,, tetangga aja jarang-jarang,,

tarraaa,,,,

tenaang yaahh,, KOKOCI punya solusi rendang kering yang praktis,, siap saji,, ngga perlu dipanasin,, ngga perlu diolah lagi,, tinggal santap,, tanpa bahan pengawet loh,,

Rendang KOKOCI menawarkan beberapa varian rendang kering yang diolah dari bahan dan dengan cara yang alami. tanpa bahan pengawet, KOKOCI adalah Rendang kering yang asli dikirim dari 50 Koto - Payakumbuh - Sumatera Barat

Varian:
1. Rendang Paru Rp 45.000/bungkus
2. Rendang Runtiah/Daging Rp 45.000/bungkus
3. Rendang Telur Rp 20.000/bungkus
4. Rendang Ubi Maco (Singkong & Teri) Rp 20.000/bungkus
5. Ganepo Renyah (singkong bumbu gurih) Rp 10.000/bungkus

 kemasan: nett 200gr


Contact:
Twitter: @rendangKOKOCI
BB: 211EA174 / 2943437E
whatsapp: 08568519352 / 08128611255 / 089661282125