blog

blog
Click above to see my blog ....^^^^^^

Thursday, August 23, 2012

Story: Ema #1

Kala itu.. Ema sedang tertidur..ia melepaskan segala kepenatan yg ada di kepalanya.. Ia mencoba menerawang keatas.. Apa yg harus ia cari.. Apa yg harus ia raih..
Ia khawatir.. Ia gundah.. Ia merasa sendiri..
Seperti sendirinya ia saat itu.. Ya.. Ia memang sendiri.. Berbaring tanpa seorangpun yang menemani selama 3 hari lebih ia berada di Rumah Sakit.. Ema.. ia seorang gadis kecil.. Usianya masih belasan.. Ia masih duduk dikelas 2 SMP.. Entah darimana ia dapatkan virus DBD yg sempat mengancam jiwanya.. Trombositnya turun drastis dibawah angka normal.. Beruntung saat itu ia langsung ditangani pihak rumah sakit.
'Ma.. Kamu ngga sekolah? Udah siang ini..'
'Nggak ah pak.. Badan ema kyknya ngga enak..'
'Kamu sakit?' Tangan sang Bapak pun meraih dahi sang anak, tersadar anaknya dlm kondisi tdk baik, ia pun berkata
'Ya udh..kamu bpk anter ke mamah aja yah..'
Kebetulan sang Ibu sedanhg berada di Rumah Sakit untuk menemani Kakak Ema yg kala itu juga sudah lebih dahulu dirawat karena Tipes dan DBD.
Pagi itu sang Bapak pun mengantar Adik Ema kesekolahnya dikawasan Salemba, kemudian mobil pun beralih ke Rumah Sakit dikawasan Pulomas. Ada keraguan sang Bapak membiarkan Ema jalan sendiri menuju kamar rawat sang Kakak,namun sepertinya Ema bersikeras utk tak diantar apalagi melihat waktu yg semakin siang, ya.. Ema memang tak pernah mau membuat repot orang lain,bahkan saat itu ia tak ingin membuat Bapaknya repot memarkir mobil dan mengantarnya keatas.. Toh pikirnya,, masih ada lift.. Dan toh dirinya juga masih sehat bugar..
'Kamu bisa naek sendiri?'
'Bisa pak..'
'Bener gapapa..'
'Gapapa.. Ema bisa sendiri kok..kan dr kmaren juga sendiri'
'Badan kamu ngga lemes?'
'Ngga..'
Pintu mobil pun dibuka, Ema pagi itu mengenakan celana jeans favoritnya, dipadu dengan sweater putih Mickey Mouse favorit pemberian Bapaknya saat pulang dari Disneyland beberapa tahun lalu. Selepas Ema menutup pintu mobil, tampak keraguan sang Bapak utk meninggalkan Ema sendiri, namun Ema meyakinkannya dgn melambaikan tangan sebagai tanda bhw ia baik-baik saja, dan benar mobil pun melaju pergi.
Ternyata Ema baru menyadari, bahwa dirinya tidak baik-baik saja saat ia mulai beranjak dari tempatnya. Tubuhnya terasa lemas, matanya mulai kunang-kunang. Ia sendiri tidak tahu apa yang terjadi padanya,bukankah ia hanya demam biasa saja?
Secepat mungkin ia menaiki tangga lobi dan menuju lift terdekat. Tak lagi ia sapa dgn senyum para resepsionis dan petugas keamanan seperti yg biasa ia lakukan saat menjenguk kakaknya di RS ini, ya.. Ia hanya berupaya secepat mungkin menuju kamar sang kakak. Didepan lift terlihat peluh keringat mulai membasahi dahi dan pelipis Ema, ia mulai keringat dingin, pandangan mulai kabur dan beruntung lift terbuka disaat yg tepat. Bersama dengan 2 orang lainnya, Ema masuk kedalam lift dan menekan tombol angka 5 untuk menuju lantai dirawatnya sang kakak. Fokus Ema hanya berjumpa sang mama dan segera memberitahu keadaann tubuhnya yang sangat lemah. Didalam lift, ia bersandar sambil menunggu kotak besi itu beranjak naik, dan..
'Tiing..' Seketika lift membuka.
Ema segera berjalan sekuat tenaga menuju kamar 513. Pintu pemisah menuju kamar rawatpun tak lagi ia raih, badannya sudah benar-benar ambruk. Ema hanya menabrak pintu pemisah dggn tubuhnya hingga terbuka,sambil matanya mencari angka 513
'511.. 513.. Yak ini dia,,' pikirnya
Dengan langkah gontai ia memastikan bhw ibunya yg benar berada didalam. Saat melihat sang mama, Ema pun masuk dan menuju sofa tempat tidur disamping ranjang sang kakak.. Dan
'Bruk..' Ema menjatuhkan tubuhnya ke sofa tersebut, tubuhnya sudah tak punya daya lagi...
--------
To be continued
--
Powered by Telkomsel BlackBerry®













No comments:

Post a Comment

give me some of ur thoughts..